Filsafat berbicara
tentang ilmu, begitulah Kattsoff (Susanto, 2011:127) mengutarakan jalinan
filsafat dengan ilmu. Bahasa yang dipakai dalam filsafat berusaha untuk bicara
mengenai ilmu dan bukannya di dalamnya ilmu.
Untuk mencari jalinan
antara filsafat dengan ilmu, maka kita akan melihat terlebih dahulu pengertian
ilmu dan filsafat itu. Poedjawiyatna (Susanto, 2011:127) memberikan batasan
pengertian tentang ilmu sebagai berikut: “ilmu adalah pengetahuan yang sadar
menuntut kebenaran yang bermetodos, bersistem, dan berlaku universal.
Sementara itu,
Saifullah (Susanto, 2011:127) memberikan kesimpulan umum bahwa pada dasarnya
filsafat tidak lain adalah hasil pemikiran manusia, hasil spekulasi manusia
betapa pun tidak sempurnanya daya kemampuan pikiran manusia. Antara filsafat
dan ilmu memiliki persamaan, dalam hal bahwa keduanya merupakan hasil ciptaan
kegiatan pikiran manusia, yaitu berpikir filosofis, spekulatif, dan empiris
ilmiah. Perbedaan antara keduanya, terutama untuk filsafat menentukan tujuan
hidup dan ilmu menentukan sarana untuk hidup. Karenanya filsafat inilah
kemudian disebut sebagai induknya ilmu pengetahuan. Pernyataan tersebuut
didasarkan atas perbedaan berikut:
a) Mengenai
lapangan pembahasan. Lapangan ilmu pengetahuan mempunyai daerah-daerah
tertentu, yaitu alam dengan segala kejadiannya. Sedangkan lapangan pembahasan
filsafat adalah tentang hakikat yang umum dan luas.
b) Mengenai
tujuannya. Tujuan ilmu pengetahuan ialah berusaha menentukan sifat-sifat dari
kejadian alam yang di dalamnya juga terdapat manusia. Sedangkan filsafat
bertujuan untuk mengetahui tentang asal-usul manusia, hubungan manusia dengan
alam semesta dan bagaimana akhirnya (hari kemudian).
c) Mengenai
cara pembahasan. Filsafat dalam pembahasannya tidak mempergunakan
percobaan-percobaan serta penyelidikan panca indra, tetapi pembahasan
penyelidikannya mempergunakan pikiran dan akal. Sedangkan ilmu pengetahuan
dalam pembahsan dan penyelidikannya mempergunakan panca indra dan
percobaan-percobaan.
d) Mengenai
kesimpulan. Ilmu pengetahuan dalm menentukan kesimpulan-kesimpulannya dapat
diterapkan dengan dalil-dalil yakin yang didasaarkan pada penglihatan dan
percobaan-percobaan. Sebaliknya, filsafat dalam menentukan kesimpulan tidak
memberi keyakinan mutlak, sebagai kesimpulan selalu mengandung keraguan yang
mengakibatkan perbedaan-prbedaan pendapat di antara ahli-ahli filsafat, serta
jauh dari kepastian, kerjasama, serta keyakinan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar