Sabtu, 31 Desember 2016

FENOMENA GAMBAR GUNUNG ANAK SD



Ayoo kita flashback terlebih dahulu, siapa yang masih ingat, pada waktu  kita masih SD  pasti sering menggambar pemandangan kan? Ketika pelajaran menggambar pada saat TK sampai SD, daya imajinasi anak TK atau anak SD tentunya tidak secanggih saat ia semakin dewasa sehingga guru harus memicunya. Biasanya guru akan memberikan contoh atau instruksi untuk menggambar benda-benda atau hal-hal di lingkungan sekitar bukan? Siapa yang tidak kenal dengan gambar pemandangan khas anak Indonesia? 
Hasil gambar untuk gambar gunung anak sd
Hampir sebagian besar anak-anak Indonesia pernah menggambar atau setidaknya melihat gambar ini: dua buah gunung yang berdampingan, dengan jalan yang semakin menyempit hingga kaki gunung, dan di sebelah kiri atau kanan jalan ada sawah dan rumah penduduk. Itulah gambar yang sering dicontohkan kepada anak-anak Indonesia, dan gambar pemandangan gunung yang khas itu masih digambar anak TK atau SD hingga saat ini. Tidak diketahui secara pasti, mengapa anak SD zaman dahulu gemar sekali mengambar gunung yang berdampingan, apakah sang guru selalu mengdoktrin oleh pemandangan gunung saja. Padahal masih banyak kekayaan alam Indonesia lainnya seperti laut atau danau.  Saya tidak tahu mengapa gambar gunung ini begitu fenomenal, begitu terkenal seantero Indonesia, sehingga anak Indonesia selalu menggambar gunung ini, tidak jauh berbeda sebenarnya dengan saya pun dulu menggambar gunung saat pelajaran menggambar. Tetapi mari kita mencoba memaknai gambar ini secara positif:
     1.      Guru mungkin bermaksud menunjukkan bahwa pemandangan khas di Indonesia kurang lebih seperti gambar tersebut. Bukankah negara kita dipenuhi oleh ratusan gunung berapi dengan keindahannya masing-masing? Gunung adalah salah satu pemandangan yang mudah membuat anak-anak terkesan dan terkagum-kagum.
     2.      Adanya sawah pada gambar tersebut, boleh jadi menunjukkan bahwa sebagian besar masyarakat kita tidak lepas dari corak hidup agraris yang mengandalkan kesejahteraan pada hasil alam. Dan seperti dalam pelajaran IPA SD, tanah di dekat atau di lereng gunung berapi memang subur dan cocok untuk bercocok tanam. Jadi perpaduan gunung dan sawah adalah hal yang tepat.
     3.      Bagi anak yang mendapatkan pelajaran menggambar pada jam pelajaran terakhir, mungkin gambar itu adalah gambar standar yang paling mudah dan cepat diselesaikan, dan hasilnya tidak jelek-jelek amat. Sehingga si anak dapat pulang lebih cepat daripada menggambar yang susah-susah. Siapa tahu ia harus segera membantu orang tuanya. Jadi ia dapat tetap berbakti kepada orang tua tanpa meninggalkan kewajibannya sebagai siswa.
    4.      Dalam beberapa variasi gambar, mungkin terdapat gambar garis pantai dan lautan yang boleh jadi menunjukkan bahwa negara kita adalah negara maritim dengan garis pantai yang sangat panjang. Jika terdapat juga gambar-gambar perahu nelayan, atau kapal besar yang berseliweran dengan sangat ramai, mungkin guru bermaksud mendoktrin anak-anak bahwa seharusnya begitulah keadaan laut kita. Agar anak-anak menyadari seharusnya kita berjaya di lautan.
     5.      Kadang-kadang digambarkan pula pohon kelapa. Nyiur melambai seperti dalam lirik lagu Rayuan Pulau Kelapa. Bukankah negara kita sangat kaya dengan hasil alam berupa kopra?
     6.      Gambar jalan yang lurus dan mulus sampai ke gunung (kadang-kadang ditambahi tiang lstrik di pinggirnya) mungkin menunjukkan bahwa pembangunan di negara kita sudah mencapai tahap kemajuan seperti itu. Bisa juga menyimpan harapan bahwa kelak di daerahnya yang mungkin belum terbangun, taraf pembangunannya akan mencapai seperti yang dilukiskan.
    7.      Nah, ini dia hebatnya. Di saat anak belum mengerti apa itu gambar perspektif, guru mencoba menunjukkan efek perspektif ini dengan cara yang sederhana melalui gambar jalan yang menyempit hingga ke kaki gunung, bukannya gambar jalan yang sejajar. Sehingga anak akan belajar bahwa sesuatu jika semakin menjauh akan terlihat semakin mengecil.
     8.      Gambar rumah dengan pekarangan yang luas, mungkin menunjukkan bahwa ternyata rumah tempat tinggal kita sangat indah dan makmur.
    9.      Ada gambar matahari terbit di balik gunung, diwarnai dengan warna kuning cerah. Kadang-kadang digambari wajah yang tersenyum. Boleh jadi guru bermaksud menunjukkan bahwa waktu terbaik, terindah, dan bisa membuat kita tersenyum dalam satu hari adalah pagi hari. Harapannya agar si anak menyadari bahwa waktu pagi adalah waktu yang menyenangkan, sehingga si anak berangkat ke sekolah dengan perasaan bahagia. Gambar matahari ini bukan berarti meniru-niru Teletubbies ya.
    10.  Tetapi rasanya ada yang kurang. Jika negara kita surplus gunung berapi, mengapa jarang ada yang berpikir untuk menggambarkan gunung yang meletus dengan maha dahsyatnya? Setidaknya untuk mengingatkan dan membuat kita lebih waspada terhadap kerawanan bencana di negara kita. Mungkin kurangnya penanaman kesadaran sejak dini tentang potensi bencana inilah yang menimbulkan rendahnya kesadaran dan kewaspadaan masyarakat terhadap bencana. Dipikirnya negara kita ini bakal aman-aman saja. Sehingga seringkali bencana yang terjadi di negara kita banyak menimbulkan korban jiwa.
Mungkin itu filosofi  mengapa anak SD menggambar pegunungan. Tapi tahukah kalian kalo dua gunung yang sering kalian gambar dulu itu ternyata ada wujud aslinya di negara kita. Yak, dua gunung itu ada di Indonesia. Tepatnya dua gunung tersebut adalah Gunung Sumbing dan Sindoro yang terletak di Provinsi Jawa Tengah. Kalo kamu lihat dari kejauhan memang dua gunung tersebut terlihat kembar. Apalagi di lerengnya terhampar sawah  luas yang dipisahkan oleh sebuah jalan. Persis sekali seperti imajinasi anak-anak SD saat disuruh menggambar. Gunung Sumbing terletak di Kabupaten Temanggung dengan ketinggian 3.340 meter di atas permukaan laut. Gunung Sindoro terletak di perbatasan anatara Kabupaten Temanggung dan Wonosobo dengan ketinggian 3.155 mdpl. Sampai dengan saat ini, Dua gunung ini juga masih menjadi tempat favorit untuk pendakian para pecinta alam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar