Keanekaragaman suku, budaya, ras dan agama yang yang ada pada
diri bangsa Indonesia
merupakan keunggulan sekaligus
tantangan. Tantangan-tantangan
yang muncul akibat keanekaraman bangsa Indonesia tersebut antara lain:
1. Konflik
Konflik adalah
proses sosial disosiatif
yang dapat menyebabkan perpecahan
dalam masyarakat karena ketidakselarasan dan
ketidakseimbangan dalam suatu
hubungan masyarakat. Berdasarkan tingkatannya konflik dapat dibagi
menjadi konflik horisontal dan vertikal.
a. Konflik Horisontal
Konflik horisontal
adalah konflik yang
terjadi diantara kelompok-kelompok sosial yang
sifatnya sederajat. Konflik
sosial horisontal dapat berupa konflik
antar suku, antar ras, agama, maupun konflik antar golongan.
1) Konflik antar suku
Konflik antar
suku pada umumnya
disebabkan oleh primordialisme yang berkembang menjadi etnosentrisme.
2) Konflik antar ras
Konflik antar
ras pada umumnya
disebabkan oleh primordialisme yang berkembang menjadi stereotipe.
3) Konflik agama
Konflik masalah
agama pada umumnya
disebabkan oleh primordialisme yang berkembang menjadi
fanatisme. Konflik agama
dapat berupa konflik
internal umat beragama misalnya
konflik antar golongan
pemeluk Islam murni
dengan golongan Ahmadiyah, maupun
konflik antar umat
beragama (konflik eksternal) misalnya konflik masyarakat Ambon
pemeluk Islam dengan masyarakat Ambon
pemeluk Kristen.
4) Konflik antar golongan
Konflik
antar golongan pada umumnya disebabkan oleh semangat in group yang kuat sehingga dengan kelompok
out group akan menimbulkan antipati.
b. Konflik Vertikal
Konflik vertikal
adalah konflik yang
terjadi diantara lapisan-lapisan di
dalam masyarakat. Contoh konflik vertikal :
1) Konflik antar kelas atas dengan
kelas bawah, konflik antar kelas atas dengan kelas bawah dapat
berupa konflik kolektif
dan individual. Konflik
kolektif misalnya konflik antara
buruh dengan pimpinan perusahaan untuk menuntut kenaikan gaji. Konflik individual
misalnya konflik antara
pembantu dengan majikan
yang berakibat pada kekerasan.
2) Konflik antara
pemerintah pusat dengan
daerah, misalnya pemberontakan
dan gerakan seporadis seperti
OPM, GAM, dll.
Selain itu konflik
vertikal bisa diterjemahkan sebagai
konflik antar pihak
yang berkuasa dan
penentangnya, misalnya kasus penculikan aktivis ’98 , yang merupakan
kasus pelanggaran HAM tidak pernah selesai sampai saa tini.
3) Konflik antara
orang tua dan
anak, konflik antara
orang tua dan
anak akan menimbulkan hambatan
dalam sosialisasi nilai
dan norma dan
terkadang menimbulkan kenakalan remaja.
2. Integrasi Karena Keterpaksaan
(Coersif)
Integrasi karena
keterpaksaan terjadi karena
suatu ketergantungan dan
mau tidak mau antar
lapisan masyarakat harus
saling berhubungan untuk
memenuhi kebutuhan. Namun dalam
integrasi yang terjadi
karena paksaan biasanya
ada upaya antar
kelompok untuk mendominasi satu sama lain.
Indonesia
merupakan negara multikultural yang
terdiri dari bermacam-macam etnis, ras,
agama, dan suku bangsa yang masing-masing membawa bendera
primordialismenya masing-masing.
Apabila masing-masing kelompok
tidak bisa saling
menghargai dan mengurangi etnosentrisme, stereotype,
dan fanatisme maka
akan menimbulkan konflik SARA.
3. Disintegrasi
Disintegrasi
adalah suatu keadaan
dimana tidak ada
keserasian pada bagian-bagian dari suatu
kesatuan masyarakat. Disintegrasi
atau kesenjangan merupakan
akibat dari adanya pembangunan dimana
kelas atas menguasai pembangunan yang berperan
sebagai subjek sekaligus objek
pembangunan, namun disisi
lain kelas tengah
dan bawah hanya berperan sebagai
objek pembangunan. Akibatnya
kelas tengah dan
bawah akan mengalamai eksploitasi
dan diskriminasi di
bidang sosial, ekonomi,
dan politik. Kesenjangan inilah
yang akan mempengaruhi
pola hidup dan
pola hubungan antar kelompok.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar