Sabtu, 31 Desember 2016

SISTEM NILAI PADA JATI DIRI MANUSIA







Jati diri menurut Wahab dkk (2005:2-3) dimaksudkan sebagai konsep moralitas yang menyatakan tingkat nilai atau bobot seseorang sebagai pribadi.  Jati diri merupakan kategori etis yang mencerminkan sikap moral pribadi terhadap diri sendiri dan sikap masyarakat terhadap seseorang pribadi. Jati diri, seperti suara hati  merupakan suatu bentuk realisasi kewajiban dan tanggungjawab manusia terhadap masyarakat. Jati diri pribadi diatur oleh orang sekitarnya, masyarakat seluruhnya terhadapnya, yang menuntut penghargaan bagi dan pengakuan akan hak-haknya. Kedua hal ini memberikan pemahaman bahwa jati diri merupakan aspek penting dari kebebasan sosial dan moral manusia. 

Jati diri juga merupakan etika idealis mencari hakikat non-sosial dari kepribadian yang bersifat ilahi, alamiah, inheren dalam hakikat manusia dan melawan terhadap hukum-hukum, syarat-syarat dan hak-hak masyarakat. Berdasarkan pengertian ini, maka dapat disimpulkan bahwa jati diri merupakan aspek yang melekat pada manusia yang mencakup tingkat nilai pribadi, tuntutan-tuntutan diri kita yang spesifik dari orang lain, kebebasan sosial dan moral, bersifat ilahi dan alamiah. Dalam diri manusia terdapat kesatuan atau unitas yang bersifat keberagaman atau kompleksitas yang tidak mungkin disangkal kebenarannya. Unitas dan kompleksitas jati diri manusia inilah yang memberikan kekayaan kepada manusia. Unsur ini pula dapat menjadi penyebab kesulitan untuk memahami secara tepat apa dan siapa aku, atau apa dan siapakah jati diriku. Unitas dan kompleksitas ini yang menyebabkan timbulnya bermacam-macam pendapat mengenai jati diri manusia.

Jati diri merupakan satu kenyataan yang bisa dipandang dari tiga sisi, yakni (1) kepribadian kalau dilihat sebagai satu kesatuan skala nilai pada setiap saat; (2) keunikan individu kalau dilihat dari hubungannya dengan berbagai lingkungan; (3) identitas diri kalau dilihat kesatuannya dari waktu ke waktu. Jadi, berbicara tentang jati diri menusia berarti berbicara tentang manusia sebagai satu kesatuan yang mencakup kepribadian, keunikan, dan identitas diri.

Ketiga sisi tersebut menjadi muatan dari unitas dan kompleksitas jati diri manusia. Kepribadian  mengandung dua konsep pokok, yakni badan dan jiwa manusia. Dalam filsafat konsep ini berkembang menjadi  dua aliran, yakni aliran monisme dan aliran dualisme. Teori monisme adalah teori tertua mengenai badan-jiwa. Monisme adalah teori yang menolak anggapan bahwanbadan dan jiwa merupakan dua hal yang terpisah yang masih harus dihubungkan satu dengan lainnya. Teori lain adalah dualisme. Teori ini mempertahankan bahwa pernyataan-pernyataan mental dan fisik sungguh-sungguh berbeda. Konsep ini memberi implikasi pad kontroversi dalam melihat kepribadia seseorang kelompok monisme melihat bahwa apa yang tampak pada kejadia fisik berhubungan langsung dengan jiwa. Sebaliknya, dualisme mengajukan tesis yang berbeda. Peristiwa-persitiwa psikis atau mental kadang-kadang menyebabkan peristiwa fisik atau badan. Demikian sebaliknya, peristiwa-peristiwa fisik kadang-kadang menyebabkan peristiwa spikis (Hadi, 1996:70-71).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar