Kebenaran dapat ditemukan dalam
berbagai cara. Sedikitnya, cara penemuan kebenaran dapat dikelompokkan atas dua
cara, yakni cara ilmiah dan non ilmiah.
A. Penemuan Kebenaran Kebetulan
Penemuan kebenaran secara kebetulan
merupakan penemuan yang berlangsung tanpa disengaja. Ini merupakan cara yang
tidak ilmiah, tetapi benar dan bermanfat. Misalnya, kesalahan bagian produksi
dalam mencampur bahan pembuatan kertas pada sebuah perusahaan kertas. Jenis
kertas yang dihasilkan menjadi tidak sesuai dengan rencana. Akibatnya, terjadi
kerugian besar pada perusahaan itu. Seseorang karyawan mengetik tanpa sengaja
menggunakan kertas yang salah komposisi tadi. Ia melihat ketikannya tidak
tampak. Bahkan ketikan yang ada pada kertas pelapisnya menjadi hilang. Setelah
diperiksa ternyata kertas salah tadi berubah fungsi menjadi kertas penghapus.
Ketika dilempar dipasaran, harganya lebih mahal dari harga kertas yang
seharusnya. Akibatnya, perusahaan menjadi beruntung besar.
B. Penemuan ‘Coba’ dan ‘Ralat’
Penemuan kebenaran melalui coba dan ralat atau lebih dikenal
dengan istilah ‘trial and error
terjadi tanpa adanya kepastian akan berhasil atau tidak berhasil menemukan
kebenaran yang dicari itu sendiri belum jelas. Penemuan kebenaran melalui cara
ini sering kali memerlukan waktu yang lama, karena memang tanpa rencana, tidak
terarah, dan tidak diketahui tujuanya. Cara penemuan kebenaran jenis ini tidak
dapat diterima secara ilmiah.
C. Penemuan Melalui Otoritas atau
Kewibawaan
Pendapat orang-orang yang memiliki kewibawaan sering diterima
sebagai sebuah kebenaran. Pendapat itu tidak didasarkan pada pembuktian ilmiah.
Pendapat ini terutama dimaksudkan untuk merangsang usaha penemuan baru bagi
orang-orang yang menyangsikannya. Pendapat yang dinyatakan seseorang yang
karena kewibawaannya setelah dibuktikan ketidakbenarannya akan tertolak dengan
sendiri. Bahkan walaupun pendapat dimaksud terbukti kebenarannya, kebenarannya
pun belum dapat diterima secara ilmiah. Kebenaran yang dihasilkannya merupakan
kebenaran sesaat saja atau kebenaran untuk suatu kondisi tertentu saja.
D. Penemuan Secara Spekulatif
Penemuan Kebenaran ini terjadi karena adanya usaha untuk
mencari solusi dari sebuah masalah tentu dalam berbagai bentuk. Bentuk-bentuk
ini menjadi pilihan solusi. Pilihan terhadap solusi inilah yang merupakan
spekulatif penemuan kebenaran. Cara penemuan kebenaran ini pun tidak dapat
diterima secara ilmiah.
E. Penemuan Kebenaran Melalui Cara
Berfikir Kritis dan Rasional
Penemuan kebenaran ini terjadi karena adanya upaya
menggunakan pengalaman dan kemampuan berfikir seseorang untuk mencari solusi
dari sebuah masalah.
F. Penemuan Kebenaran Melalui Penelitian
Ilmiah
Penamuan kebenaran melalui sebuah penelitian ilmiah merupakan
cara penemuan kebenaran yang ilmiah.
Penelitian merupakan kegiatan penemuan kebenaran yang didasarkan dari
hasrat ‘ingin tahu’. Hal ini didasarkan pada pemikiran bahwa setiap akibat
berdasarkan pada suatu sebab. Artinya, setiap gejala yang tampak dapat dicari
menjelaskannya secara ilmiah. Pada setiap penilitian ilmiah melekat ciri-ciri
umum. Dalam pelaksanaanya melalui suatu metode yang harus mencapai suatu
universal dan koheren. Dalam penerapannya dituntut adanya suatu sistem yang
konsisten. Ini akan menjadikan susunan penemuan kebenaran akan menjadi logis.
Penemuan kebenaran melalui penelitian ilmiah harus objektif. Artinya, terpimpin
dan tidak mengalami distorsi karena adanya berbagai prasangka subjektif.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar