Sabtu, 31 Desember 2016

MENGAPA MENGHELA NAFAS PANJANG MEMBUAT MERASA LEBIH BAIK ATAU LEGA



Baik pada saat kita sedang merasa lega, sedih, lelah, ataupun banyak pikiran, kita akan menghela nafas. Tetapi apa tujuan sebenarnya di balik kita menghela nafas? Berikut pembahasannya. Apakah itu membantu kita pada saat sedang stres? Apakah itu merupakan sebuah tindakan yang tidak disadari untuk mengekspresikan perasaan yang sedang kita alami? Apakah itu merupakan sebuah 'tombol' reset untuk mental kita?

  

 


STUDI ATAU EKSPERIMEN YANG DILAKUKAN

Pada beberapa studi yang dilakukan secara berkala, Teigen dan koleganya di Universitas Oslo ingin mencari tahu alasan mengapa kita sering menghela nafas. Maka mereka-pun mencari sekumpulan partisipan dan melakukan 3 percobaan atau eksperimen ke partisipan tersebut. Berikut bentuk-bentuk dari eksperimen yang dilakukan.

KUSIONER

Eksperimen pertama yang dilakukan adalah dengan membagikan kusioner ke partisipan untuk mengetahui kata 'emosional' seperti apa yang diasosiasikan dengan menghela nafas, seberapa sering dan apakah dilakukan dalam kelompok seperti tempat umum atau pada saat mereka sedang sendiri.

SKENARIO


Eksperimen kedua adalah peneliti meminta partisipan untuk membayangkan 4 skenario. Pertama, seseorang menghela nafas pada sebuah grup yang sedang makan bersama di kafetaria. Kedua, duduk bersebelahan dengan seseorang yang menghela nafas. Melihat seseorang membuka surat, kemudian menghela nafas. Yang terkahir adalah skenario dimana temannya menghela nafas di sisi lain dari komunikasi melalui telepon.

PUZZLE

Eksperimen terakhir adalah dimana partisipan diberikan 2 puzzle, satu dapat dipecahkan tetapi sulit, yang kedua terlihat mudah tetapi sebenarnya tidak mungkin dipcecahkan. Mereka diminta untuk menyelesaikannya dalam waktu yang fleksibel, yakni selama yang mereka mau dan boleh menyerah pada titik apapun.

HASIL STUDI DARI EKSPERIMEN
Dari eksperimen-eksperimen yang telah dilakukan, hasil yang didapat menunjukkan bahwa menghela nafas diasosiasikan dengan perasaan negatif seperti kekecewaan, kalah, frustasi, bosan dan sejenisnya. Hal ini terlihat jelas pada eksperimen dengan puzzle, dimana rata-rata menghela nafas setiap orang adalah 4 kali per orang, dan itupun untuk mengekspresikan rasa frustasi mereka.
Hasil tersebut juga memberikan fakta bahwa mereka lebih sering menghela nafas di tempat umum, daripada melakukannya sendiri tanpa ada siapa-siapa di sekitar mereka. Ini menandakan bahwa menghela nafas adalah sebuah bentuk komunikasi dalam kelompok.

Jadi apa arti sebenarnya dari menghela nafas? Studi-pun dilakukan dan menunjukkan hal-hal berikut.
  1. Menghela nafas merupakan sebuah ekspresi dari menyerah dan frustasi, tetapi hal tersebut tergantung dari siapa dan dalam situasi apa.
  2. Studi juga membuktikan bahwa itu merupakan sebuah bentuk komunikasi untuk memulai komunikasi dengan orang-orang sekitar
  3. 'Tombol' untuk memotivasi perasaan kita seperti 'tombol' reset untuk mental ktia
Lalu mengapa menghela napas panjang membuat kita merasa lebih baik,? Seperti yang sudah dikatakan sebelumnya, jika seseorang bernapas terlalu lama tanpa mengambil napas dan menghela napas panjang, maka paru-paru tidak akan efisien dalam pertukaran gas. Dan itulah yang menyebabkan kita mendapatkan perasaan lega atau lebih baik. Namun tetap ada perbedaan dengan orang yang menghela napas panjang karena senang dengan yang menghela napas panjang karena sedih. Jadi, setelah mengetahui alasan di balik mengapa menghela napas panjang membuat kita merasa lebih baik, Anda bisa memperhatikan apa yang terbaca ketika orang lain menghela napas panjang.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar