Baik pada saat kita sedang merasa lega, sedih, lelah,
ataupun banyak pikiran, kita akan menghela nafas. Tetapi apa tujuan sebenarnya
di balik kita menghela nafas? Berikut pembahasannya. Apakah itu membantu kita pada saat
sedang stres? Apakah itu merupakan sebuah tindakan yang tidak disadari untuk
mengekspresikan perasaan yang sedang kita alami? Apakah itu merupakan sebuah
'tombol' reset untuk mental kita?
STUDI ATAU EKSPERIMEN
YANG DILAKUKAN
Pada beberapa
studi yang dilakukan secara berkala, Teigen dan koleganya di Universitas Oslo
ingin mencari tahu alasan mengapa kita sering menghela nafas. Maka mereka-pun
mencari sekumpulan partisipan dan melakukan 3 percobaan atau eksperimen ke partisipan
tersebut. Berikut bentuk-bentuk dari eksperimen yang dilakukan.
KUSIONER
Eksperimen pertama yang dilakukan
adalah dengan membagikan kusioner ke partisipan untuk mengetahui kata
'emosional' seperti apa yang diasosiasikan dengan menghela nafas, seberapa
sering dan apakah dilakukan dalam kelompok seperti tempat umum atau pada saat
mereka sedang sendiri.
SKENARIO
Eksperimen kedua adalah peneliti
meminta partisipan untuk membayangkan 4 skenario. Pertama, seseorang menghela
nafas pada sebuah grup yang sedang makan bersama di kafetaria. Kedua, duduk
bersebelahan dengan seseorang yang menghela nafas. Melihat seseorang membuka
surat, kemudian menghela nafas. Yang terkahir adalah skenario dimana temannya
menghela nafas di sisi lain dari komunikasi melalui telepon.
PUZZLE
Eksperimen
terakhir adalah dimana partisipan diberikan 2 puzzle, satu dapat dipecahkan
tetapi sulit, yang kedua terlihat mudah tetapi sebenarnya tidak mungkin
dipcecahkan. Mereka diminta untuk menyelesaikannya dalam waktu yang fleksibel,
yakni selama yang mereka mau dan boleh menyerah pada titik apapun.
HASIL STUDI DARI
EKSPERIMEN
Dari
eksperimen-eksperimen yang telah dilakukan, hasil yang didapat menunjukkan
bahwa menghela nafas diasosiasikan dengan perasaan negatif seperti kekecewaan,
kalah, frustasi, bosan dan sejenisnya. Hal ini terlihat jelas pada eksperimen
dengan puzzle, dimana rata-rata menghela nafas setiap orang adalah 4 kali per
orang, dan itupun untuk mengekspresikan rasa frustasi mereka.
Hasil
tersebut juga memberikan fakta bahwa mereka lebih sering menghela nafas di
tempat umum, daripada melakukannya sendiri tanpa ada siapa-siapa di sekitar
mereka. Ini menandakan bahwa menghela nafas adalah sebuah bentuk komunikasi
dalam kelompok.
Jadi
apa arti sebenarnya dari menghela nafas? Studi-pun dilakukan dan menunjukkan
hal-hal berikut.
- Menghela nafas merupakan sebuah ekspresi dari menyerah dan frustasi, tetapi hal tersebut tergantung dari siapa dan dalam situasi apa.
- Studi juga membuktikan bahwa itu merupakan sebuah bentuk komunikasi untuk memulai komunikasi dengan orang-orang sekitar
- 'Tombol' untuk memotivasi perasaan kita seperti 'tombol' reset untuk mental ktia
Lalu mengapa
menghela napas panjang membuat kita merasa lebih baik,? Seperti yang
sudah dikatakan sebelumnya, jika seseorang bernapas terlalu lama tanpa
mengambil napas dan menghela napas panjang, maka paru-paru tidak akan efisien
dalam pertukaran gas. Dan itulah yang menyebabkan kita mendapatkan perasaan
lega atau lebih baik. Namun tetap ada perbedaan dengan orang yang menghela
napas panjang karena senang dengan yang menghela napas panjang karena sedih.
Jadi, setelah mengetahui alasan di balik mengapa menghela napas panjang membuat
kita merasa lebih baik, Anda bisa memperhatikan apa yang terbaca ketika orang
lain menghela napas panjang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar