Cokelat
merupakan hasil pengolahan dari biji tanaman cokelat (Theobroma cacao).
Kata cokelat berasal dari xocoatl, perkataan bahasa suku Aztec di Mexico yang
berarti minuman pahit. Orang Spanyol mencampur minuman pahit tersebut dengan
gula sehingga rasanya lebih enak. Kemudian dalam perkembangannya cokelat tidak
hanya merupakan minuman tetapi juga menjadi makanan kecil yang digemari baik
oleh anak-anak, remaja, maupun orang dewasa.
Selain rasanya
enak, cokelat ternyata memberikan efek yang baik bagi kesehatan. Cokelat
diperkirakan dapat menghambat oksidasi kolesterol, meningkatkan kekebalan
tubuh, mencegah risiko penyakit jantung koroner, dan kanker. Cokelat mengandung polifenol yang berkhasiat
sebagai antioksidan yang mampu melindungi pembuluh darah dari efek radikal
bebas yang bisa mengakibatkan terjadinya arteroskleriosis atau penyumbatan
pembuluh darah.
Manfaat kandungan
cokelat
Biji
cokelat mengandung lemak, karbohidrat dan protein masing-masing adalah
31, 14, dan 9%. Protein yang ada dalam biji cokelat kaya akan asam amino
triptofan, fenilalanin, dan tyrosin. Meski cokelat mengandung lemak cukup
tinggi namun relatif tidak mudah menjadi tengik karena cokelat juga mengandung
polifenol, suatu antioksidan, sebanyak 6% yang berperan sebagai pencegah
ketengikan.
Di dalam
cokelat ditemukan katekin yang juga merupakan antioksidan. Antioksidan dapat
berfungsi dalam mencegah penuaan dini yang bisa terjadi karena polusi ataupun
radiasi. Katekin juga terdapat dalam teh meski kadarnya tidak setinggi
pada cokelat.
Bila cokelat dikonsumsi
dalam bentuk permen dan jumlah yang tidak terkontrol, dapat menyebabkan karies
pada gigi dan mungkin juga bertanggung jawab terhadap munculnya masalah
kegemukan.
Kegemukan merupakan salah satu
faktor risiko berbagai penyakit degeneratif. Namun dari hasil kajian di salah
satu universitas di Amerika menunjukkan bahwa jika konsumsi permen
cokelat diimbangi dengan aktivitas fisik yang cukup dan makan dengan menu
seimbang, maka pengaruh buruk permen cokelat tidak perlu terlalu dikhawatirkan.
Lemak dalam cokelat
Lemak pada cokelat yang
sering disebut cocoa butter, sebagian besar terdiri dari lemak jenuh
sebanyak lebih kurang 60% khususnya stearat. Lemak cokelat adalah lemak
nabati yang tidak mengandung kolesterol. Agar jumlah lemak jenuh dikonsumsi
tidak terlalu tinggi, sebaiknya menghindari memakan cokelat yang berlebihan.
Bagi mereka yang belum mempunyai
masalah bobot badan, satu batang permen cokelat per hari tidak perlu khawatir,
namun perlu diingat sebaiknya membatasi mengonsumsi makanan kecil kaya lemak
dan gula lainnya serta dibarengi dengan aktifitas fisik yang cukup. Sebaliknya,
bagi mereka yang sudah mempunyai masalah kegemukan, mengonsumsi permen
cokelat akan berperan dalam menggagalkan program dietnya.
Sepertiga lemak yang terdapat
dalam cokelat adalah asam oleat yaitu asam lemak tak jenuh. Asam oleat
ini juga banyak ditemukan pada minyak zaitun. Suatu kajian menunjukkan bahwa
suatu kelompok ras yang banyak mengonsumsi asam oleat dari minyak zaitun
menunjukkan bahwa ada efek positif oleat bagi kesehatan jantung.
Pertanyaan yang sering timbul
adalah seberapa banyak kita boleh mengonsumsi cokelat? Tidak ada anjuran yang
pasti untuk ini, namun demikian makan cokelat 2-3 kali seminggu atau minum susu
cokelat tiap hari diperkirakan masih dapat diterima.
Cokelat membuat susah
tidur
Suatu prinsip yang mudah untuk
dipahami adalah makanlah segala jenis makanan secara tidak berlebihan. Masalah
gizi umumnya timbul bila kita makan terlalu banyak atau sebaliknya.
Cokelat tidak termasuk bahan
yang dapat menimbulkan kecanduan. Tapi bagi sebagian orang rasa cokelat yang
enak dan sangat digemari mungkin menyebabkan keinginan yang kuat untuk
mengonsumsinya kembali.
Cokelat juga mengandung
teobromin dan kafein. Kedua senyawa ini telah dikenal memberikan efek
rangsangan bagi yang mengonsumsinya sehingga yang bersangkutan sukar tertidur.
Karena itu ketika kita terkantuk-kantuk di bandara atau menunggu antrean yang
membosankan, dengan makan cokelat cukup manjur untuk membuat kita bergairah
kembali.
Bahan tambahan cokelat
yang bikin gemuk
Produk makanan yang mengandung
cokelat cukup beraneka ragam. Misalnya, ada cokelat susu yang merupakan adonan
cokelat manis, cocoa butter, gula dan susu. Selain itu ada pula
cokelat pahit yang merupakan cokelat alami dan mengandung sekitar 40% padatan
cokelat. Cokelat jenis ini bisa ditemukan pada beberapa produk cokelat
batangan.
Cokelat yang dijual di pasaran,
kandungan lemak nabatinya sudah berkurang karena kebanyakan sudah diganti
dengan lemak hewani. Lemak cokelat yang disari dari cokelat sering digunakan
sebagai campuran obat, kosmetik dan sebagainya. Selain itu, untuk meningkatkan
cita rasa, cokelat sering diberi bahan tambahan, seperti susu,
kacang-kacangan, minyak palem, gula dan sebagainya.
Bahan-bahan tambahan inilah yang
membuat cokelat bisa menyumbang sejumlah kalori. Bila dikonsumsi dalam
jumlah berlebih, maka bukan tidak mungkin cokelat akhirnya dapat pula berperan
dalam menyebabkan kegemukan. Namun yang sangat berperan dalam menimbulkan
kegemukan adalah gaya hidup dan pola makan sehari-hari.
Dengan demikian yang paling
penting adalah mengatur pola makan yang tepat serta berolah raga secara teratur
agar bobot badan ideal dapat dipertahankan. Sehingga kita tidak perlu
harus khawatir bila menyukai cokelat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar