Sabtu, 31 Desember 2016

BENARKAH COKELAT BIKIN GEMUK?



Cokelat merupakan hasil pengolahan dari biji tanaman cokelat (Theobroma cacao). Kata cokelat berasal dari xocoatl, perkataan bahasa suku Aztec di Mexico yang berarti minuman pahit. Orang Spanyol mencampur minuman pahit tersebut dengan gula sehingga rasanya lebih enak. Kemudian dalam perkembangannya cokelat tidak hanya merupakan minuman tetapi juga menjadi makanan kecil yang digemari baik oleh anak-anak, remaja, maupun orang dewasa.
Selain rasanya enak,  cokelat ternyata memberikan efek yang baik bagi kesehatan. Cokelat diperkirakan dapat menghambat oksidasi kolesterol, meningkatkan kekebalan tubuh, mencegah risiko penyakit jantung koroner, dan kanker.  Cokelat mengandung polifenol yang berkhasiat sebagai antioksidan yang mampu melindungi pembuluh darah dari efek radikal bebas yang bisa mengakibatkan terjadinya arteroskleriosis atau penyumbatan pembuluh darah.
 
Manfaat kandungan cokelat
Biji  cokelat mengandung lemak, karbohidrat  dan protein masing-masing adalah 31, 14, dan 9%. Protein yang ada dalam biji  cokelat kaya akan asam amino triptofan, fenilalanin, dan tyrosin. Meski  cokelat mengandung lemak cukup tinggi namun relatif tidak mudah menjadi tengik karena cokelat juga mengandung polifenol, suatu antioksidan, sebanyak 6% yang berperan sebagai pencegah ketengikan.
Di dalam  cokelat ditemukan katekin yang juga merupakan antioksidan. Antioksidan dapat berfungsi dalam mencegah penuaan dini yang bisa terjadi karena polusi ataupun radiasi. Katekin juga terdapat dalam teh meski kadarnya tidak setinggi pada  cokelat.
 

Bila  cokelat dikonsumsi dalam bentuk permen dan jumlah yang tidak terkontrol, dapat menyebabkan karies pada gigi dan mungkin juga bertanggung jawab terhadap munculnya masalah kegemukan.
Kegemukan merupakan salah satu faktor risiko berbagai penyakit degeneratif. Namun dari hasil kajian di salah satu universitas di Amerika menunjukkan bahwa jika konsumsi permen  cokelat diimbangi dengan aktivitas fisik yang cukup dan makan dengan menu seimbang, maka pengaruh buruk permen cokelat tidak perlu terlalu dikhawatirkan.
 
Lemak dalam cokelat
Lemak pada  cokelat yang sering disebut cocoa butter, sebagian besar terdiri dari lemak jenuh sebanyak lebih kurang 60% khususnya stearat. Lemak  cokelat adalah lemak nabati yang tidak mengandung kolesterol. Agar jumlah lemak jenuh dikonsumsi tidak terlalu tinggi, sebaiknya menghindari memakan cokelat yang berlebihan.
Bagi mereka yang belum mempunyai masalah bobot badan, satu batang permen cokelat per hari tidak perlu khawatir, namun perlu diingat sebaiknya membatasi mengonsumsi makanan kecil kaya lemak dan gula lainnya serta dibarengi dengan aktifitas fisik yang cukup. Sebaliknya, bagi mereka yang sudah mempunyai masalah kegemukan, mengonsumsi permen  cokelat akan berperan dalam menggagalkan program dietnya.
 
Sepertiga lemak yang terdapat dalam  cokelat adalah asam oleat yaitu asam lemak tak jenuh. Asam oleat ini juga banyak ditemukan pada minyak zaitun. Suatu kajian menunjukkan bahwa suatu kelompok ras yang banyak mengonsumsi asam oleat dari minyak zaitun menunjukkan bahwa ada efek positif oleat bagi kesehatan jantung.
Pertanyaan yang sering timbul adalah seberapa banyak kita boleh mengonsumsi cokelat? Tidak ada anjuran yang pasti untuk ini, namun demikian makan cokelat 2-3 kali seminggu atau minum susu cokelat tiap hari diperkirakan masih dapat diterima.
 
Cokelat membuat susah tidur
Suatu prinsip yang mudah untuk dipahami adalah makanlah segala jenis makanan secara tidak berlebihan. Masalah gizi umumnya timbul bila kita makan terlalu banyak atau sebaliknya.
Cokelat tidak termasuk bahan yang dapat menimbulkan kecanduan. Tapi bagi sebagian orang rasa cokelat yang enak dan sangat digemari mungkin menyebabkan keinginan yang kuat untuk mengonsumsinya kembali.
Cokelat juga mengandung teobromin dan kafein. Kedua senyawa ini telah dikenal memberikan efek rangsangan bagi yang mengonsumsinya sehingga yang bersangkutan sukar tertidur. Karena itu ketika kita terkantuk-kantuk di bandara atau menunggu antrean yang membosankan, dengan makan cokelat cukup manjur untuk membuat kita bergairah kembali.

Bahan tambahan cokelat yang bikin gemuk
Produk makanan yang mengandung cokelat cukup beraneka ragam. Misalnya, ada cokelat susu yang merupakan adonan cokelat manis, cocoa butter, gula dan susu. Selain itu ada pula cokelat pahit yang merupakan cokelat alami dan mengandung sekitar 40% padatan cokelat. Cokelat jenis ini bisa ditemukan pada beberapa produk cokelat batangan.
Cokelat yang dijual di pasaran, kandungan lemak nabatinya sudah berkurang karena kebanyakan sudah  diganti dengan lemak hewani. Lemak cokelat yang disari dari cokelat sering digunakan sebagai campuran obat, kosmetik dan sebagainya. Selain itu, untuk meningkatkan cita rasa, cokelat sering diberi  bahan tambahan, seperti susu, kacang-kacangan, minyak palem, gula dan sebagainya.
Bahan-bahan tambahan inilah yang membuat cokelat bisa menyumbang sejumlah kalori.  Bila dikonsumsi dalam jumlah berlebih, maka bukan tidak mungkin cokelat akhirnya dapat pula berperan dalam menyebabkan kegemukan. Namun yang sangat berperan dalam menimbulkan kegemukan adalah gaya hidup dan pola makan sehari-hari.
Dengan demikian yang paling penting adalah mengatur pola makan yang tepat serta berolah raga secara teratur agar bobot badan ideal dapat dipertahankan.  Sehingga kita tidak perlu harus khawatir bila menyukai cokelat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar