Sabtu, 31 Desember 2016

SEBERAPA PENTING SEBUAH JANJI?



Berhenti dan berpikirlah sebelum kita membuat janji. Lebih baik kita berkata,”Saya tidak yakin bisa melakukan ini,” daripada membuat janji yang tidak bisa kita penuhi.  Apa yang kita katakan akan membuat orang lain mengharapkan kita menepati janji.
Apa arti sebuah janji bagi Anda? Apakah sebuah janji memiliki nilai sakral? Atau janji hanya sekedar janji? Ini dia permasalahan kita semua mengenai janji. Mengapa kali ini kita membahas mengenai janji? Apa pentingnya sebuah janji?
Janji adalah sebuah kata yang amat suci. Menurut pepatah bijak kuno, janji adalah “hutang” dan oleh karena janji adalah hutang, maka janji tersebut haruslah dilunaskan atau dilaksanakan.
Janji menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia ialah perkataan yang menyatakan kesediaan dan kesanggupan untuk berbuat. Di dalam arti tersebut terdapat dua kata kunci yang menjadi dasar pemikiran dari kata kunci, yakni menyatakan kesediaan dan kesanggupan.
Janji berarti kesediaan, kesediaan untuk melaksanakan apa yang sudah kita janjikan. Kesediaan untuk mengenyampingkan keinginan pribadi dari apa yang sudah dijanjikan. Kesediaan untuk lebih mementingkan dari apa yang sudah dijanjikan.
Janji juga berarti sanggup, sanggup untuk meninggalkan apa yang bukan dijanjikan. Janji itu sanggup, sanggup untuk melaksanakannya meski apa pun halangan yang menghadang. Sanggup untuk menghilangkan faktor internal untuk menggagalkan janji tersebut.
Itulah pemahaman saya terhadap kata janji. Namun, pertanyaannya ialah mengapa kerap kali terjadi peristiwa pembatalan janji? Mari kita coba melacak apa kiranya terjadi hal-hal seperti itu.
Faktor-faktor yang menyebabkan batalnya sebuah Janji
Jika sebuah janji terbatalkan kira-kira apa yang membuatnya menjadi demikian? Saya mencoba melihat terjadinya hal tersebut melalui dua faktor, yakni internal dan eksternal. Faktor internal ialah faktor yang timbul dari dalam diri seseorang. Sedangkan eksternal ialah faktor yang memberikan dampak secara khusus dari luar. Entah itu faktor waktu, tempat atau pun hal-hal yang bersifat accidental.
Faktor Internal
Mengapa seseorang bisa membatalkan sebuah janji secara mendadak? Manusia menurut saya berdasarkan pengalaman ialah memiliki dua titik pusat yang menjadi denyut jantung. Titik pusat itu ialah pikiran dan perasaan.
Berdasarkan pengalaman, pikiran manusia ternyata lebih mengarah kepada egoisme diri. Seorang pribadi memampukan diri untuk membatalkan sebuah janji dikarenakan sudah menjadikan egoisme sebagai Tuhan atas dirinya. Egoisme itu adalah kepentingan-kepentingan pribadi. Misalnya, kenikmatan pribadi dan keuntungan pribadi. Jika ini sudah menyerang pikiran manusia dan perasaan, maka ada kecenderungan untuk seseorang melupakan janji yang sudah diucapkan.
Berikut adalah beberapa tips sebelum membuat sebuah janji:
1. Menulis sebuah janji. Memilih suatu sistem yang baik untuk kita supaya tidak lupa akan komitmen yang kita sudah lakukan (e-mail, catatan kecil di kertas atau handphone, minta tolong teman, dll)
2. Berhati-hatilah untuk tidak terlalu komit pada sesuatu. Mungkin akan timbul perasaan bersalah yang besar jika kita tidak terlalu yakin pada sesuatu hal, tapi anda mengatakan janji itu. Akan lebih mudah dan dimengerti kalau kita mengatakan ‘tidak’ atau ‘maaf, saya tidak bisa melakukan itu sekarang.’
3. Jangan sering membuat orang penasaran dengan sebuah acara. Artinya, jika kita sering mengobral ketidakpastian kita ketika ada ajakan teman atau keluarga, orang akan gampang mengintepretasikan bahwa kita tidak menganggap penting sebuah janji atau lebih parah lagi, orang tersebut.
4. Kalau kita sering merasa putus asa pada tugas-tugas yang kurang menarik pada mulanya, cobalah membuat lebih sederhana tugas-tugas itu, dan menjadikan sekecil-kecilnya. Membuat to-do-list, mencoret setiap kali selesai menyelesaikan sebuah tugas sangat membantu memenuhi janji kita menyelesaikan tugas itu.
5. Penghargaan. Buat suatu penghargaan kecil setiap kali kita selesai memenuhi janji, khususnya janji yang sulit anda penuhi. Hal ini akan memotivasi kita untuk menjadi orang yang lebih positif.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar