Selasa, 06 Desember 2016

MARI BERFIKIR APA ITU KEBENARAN DAN APA JENIS KEBENARAN ?




Memang terlalu rumit untuk menununjukkan kebenaran. Akan tetapi, paling tidak kebenaran yang dimaksud adalah yang berdasarkan pada sebuah fakta yang dirumuskan melalui pemikiran yang logis dengan suatu standar atau aturan tertentu. Kata ‘kebenaran’ berasal dari kata ‘benar’. Kata ‘benar’ bermakna (1) sesuai sebagaimana adanya (seharusnya), (2) tidak berat sebelah, (3) lurus hati, (4) dapat dipercaya (cocok dengan keadaan yang sebenarnya), (5) sah, dan (6) sangat. Kata ‘kebenaran’ bermakna (1) keadaan yang cocok dengan keadaan yang sesungguhnya, (2) sesuatu yang sungguh-sungguh adanya, misalnya kebenaran yang diajarkan oleh agama, dan kelurusan hati: kejujuran, misalnya tidak ada seorang pun sangsi akan kebaikan dan kebenaran hati (Pusat Bahasa, 2002:130). Jadi sebuah kebenaran adalah sesuatu pernyataan yang berdasarkan pada sebuah fakta yang dirumuskan melalui pemikiran yang logis dengan suatu standar atau aturan tertentu.
Prawironegoro (2010: 74-77) menunjukkan ada lima kebenaran, yakni kebenaran adat, kebenaran agama, kebenaran ilmu pengetahuan, kebenaran ideologi politik, dan kebenaran kapital. Kebenaran pada hakikatnya, yakni (1) hasil penyeledikan objek yang menjadi pengetahuan, digeneralisasikan menjadi teori, teori diuji oleh praktik menjadi ilmu (bila teori itu tahan uji), kemudian menjadi kepercayaan, dan selanjutnya meningkat menjadi keyakinan. Ini proses berfikir ilmuan; (2) pemberitahuan dari pihak lain yang memiliki pengetahuan dan tahu kebenaran, kemudian menjadi kepercayaan, dan selanjutnya menjadi keyakinan (2010:74-77).
            Sifat kebenaran menurut Surajiyo (2007:103-104) meliputi tiga hal. Ketiga sifat kebenaran dijelaskan seperti berikut ini.
1)      Kebenaran berkaitan dengan kualitas pengetahuan. Artinya, setiap pengetahuan yang dimiliki oleh seseorang yang mengetahui sesuatu objek ditilik dari jenis pengetahuan yang dibangun. Kebenaran ini dapat berupa pengetahuan biasa atau pengetahuan ilmiah.
2)      Kebenaran berkaitan dengan karakteristik terbentuknya pengetahuan. Artinya suatu kebenaran yang dibangun dengan pengindraan, akal pikiran atau rasio, intuisi, atau keyakinan akan memiliki kebenaran berdasarkan karakteristik yang membangunnya.
3)      Kebenaran berkaitan atas ketergantungan terjadinya pengetahuan. Artinya, suatu kebenaran tergantung pada relasi antara subjek dan objek.

Surajiyo (2007:102) menyebutkan kebenaran itu atas tiga macam, yakni (1) kebenaran epistemologis, (2) kebenaran ontologis, (3) kebenaran sistematis. Kebenaran epistomologis adalah kebenaran dalam hubungannya dengan pengetahuan manusia. Kebenaran ontological adalah kebenaran sebagai sifat dasar yang melekat kepada segala sesuatu yang ada ataupun yang diadakan. Kebenaran dalam arti semantikal adalah kebenaran yang terdapat serta melekat di dalam tutur kata dan bahasa. Kebenaran semantikal disebut juga kebenaran moral atau veritas moral.
Selain ketiga bentuk kebenaran diatas, dalam dunia filsafat diperdebatkan juga tiga jenis kebenaran, yaitu kebenaran relatif, kebenaran absolut dan kebenaran ilmiah. Kebenaran relative adalah suatu pernyataan atau proposisi yang dianggap relatif benar dalam kaitannya dengan standard, konvensi atau sudut pandang tertentu. Kebenaran absolut mamandang bahwa kebenaran haruslah selamanya berterima di seleruh jagat raya. Kebenaran ilmiah merupakan sesuatu yang dihasilkan dari pendekatan ilmu pengetahuan terhadap objeknya.
Segala sesuatunya pasti harus lah bernilai benar, agar tidak ada kesalahpahaman terhadap sesuatu. Dari penjelasan diatas bahwa kita mengetahui apa itu sesungguhnya kebenaran, jenis kebenaran. Semoga pengetahuan diatas bermanfaat ya teman^

Tidak ada komentar:

Posting Komentar